Langsung ke konten utama

Makalah Imunisasi TT

MAKALAH
IMUNISASI TT IBU HAMIL





DI SUSUN OLEH : 
NUR KHOFIFAH 
NIM : 3 12 14
AKADEMI KEBIDANAN LAPATAU BONE
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas askeb I (kehamilan) tentang kebutuhan fisik ibu hamil trisemester I,II, dan III “Imunisasi TT pada ibu hamil”.
       Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
       Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
                                                                                                                  
                                                                                                 
                                                                                                                          Penulis













ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................   i
KATA PENGANTAR.....................................................................................   ii
DAFTAR ISI...................................................................................................   iii
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang.............................................................................................   1 
B.       Rumusan Masalah........................................................................................   2
C.       Tujuan...........................................................................................................   2
D.       Manfaat........................................................................................................   2
BAB II    TINJAUAN TEORI........................................................................   3
A.       Pengertian Imunisasi TT..............................................................................   3
B.       Manfaat Imunisasi TT..................................................................................   3
C.       Jumlah dan Pemberian Imunisasi .................................................................. 3
D.       Imunisai yang Dibutuhkan..........................................................................    4
E.        Efek Samping Imunisasi TT.......................................................................... 5
F.     Pengertian Kunjungan Ulang.……………………………………………….5
G.     Tujuan Kunjungan Ulang……………………………………………………5
H.     Mengevaluasi Penemuan yang Terjadi serta Aspek - Aspek yang Menonjol 
    Pada Wanita Hamil………………………………………………………….6
I.     Mengevaluasi Data Dasar.…………………………………………………..7
J.     Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan……………………….7
K.     Pengkajian Data Fokus..……………………………………………………10
L.      Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan 
    Kehamilan..…………………………………………………………………11
BAB III    PENUTUP.....................................................................................   12
A.  Kesimpulan.....................................................................................................   12
B.  Saran...............................................................................................................   12
DAFTAR PUSTAKA   


iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Masa masa kehamilan adalah masa yang membahagiakan bagi pasangan suami istri, apalagi bagi pasangan muda atau baru saja menikah saat saat kehamilan adalah saat yang sangat ditunggu tunggu pastinya. saat seperti ini adalah saatnya sang ibu juga berganti penampilan. Ibu hamil juga harus menjaga kesehatannya dan ibu hamil mempunyai kebutuhan pada saat hamil.
Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan yang merencanakan kehamilan. Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan sebaiknya ditunda sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinan teratogen (membuat cacat) bagi janin.
Waktu terbaik untuk membicarakan tentang imunisasi adalah ketika sedang merencanakan kehamilan. Apabila ketika sedang hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka tergantung dari situasinya, apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan ruginya.
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi. Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik itu ibu yang mengandung dan janin yang ada didalam kandungannyadan asuhan pelayanan yang dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.






1
B.    RUMUSAN MASALAH
1.     Apa yang dimaksud imunisasi TT ?
2.    Apa manfaat imunisasi TT untuk wanita hamil ?
3.    Apa saja jenis imunisasi yang dibutuhkan wanita hamil ?
4.    Apa efek samping pemberian imunisasi TT pada wanita hamil ?
5.      Bagaimanakah cara mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil?
6.      Bagaimanakah cara mengevaluasi data dasar?
7.      Bagaimanakah cara mengevaluasi keefektifan manajemen/asuhan?
C.   TUJUAN PENULISAN
1.     Untuk mengetahui pengertian imunisasi TT
2.    Untuk mengetahui manfaat pemberian imunisasi untuk wanita hamil
3.    Untuk mengetahui jenis imunisasi yang dibutuhkan wanita hamil
4.    Untuk mengetahui efek samping pemberian imunisasi TT pada wanita hamil
5.      Untuk mengetahui cara mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil.
6.      Untuk mengetahui cara mengevaluasi data dasar.
7.      Untuk mengetahui cara mengevaluasi keefektifan manajemen/asuhan.
D.   MANFAAT PENULISAN
Manfaat  yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk memberikan gambaran tentang imunisasi TT pada ibu hamil
2.    Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang imunusasi TT pada ibu hamil.
















2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    PENGERTIAN IMUNISASI TT
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Bidanlia, 2010).Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorpsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfot.  Thimersol 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.  Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi (Depkes RI, 2006).
B.    MANFAAT IMUNISASI TT
1.   Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
2.    Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).
C.   JUMLAH dan DOSIS PEMBERIAN IMUNISASI
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).
1.  Kemasan
a)  1 bok vaksin terdiri dari 10 vial.
b)  1 vial berisi 10 dosis.
c)  Vaksin TT berbentuk cairan.
2.  Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).
3.  Jadwal pemberian
a)    TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.
b)    TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
c)    TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
d)    TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
e)    TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.


3
D.    IMUNISASI yang DIBUTUHKAN WANITA HAMIL
1.      Tetanus   (Tetanus Toksoid)    : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster
2.      Hepatitis B   : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan narkoba suntik)
3.      Influenza (Inaktif)   : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14.
4.      Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan infeksi spesifik:
a)      Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh; diabetes)
b)      Rabies  : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan rabies
c)      Hepatitis A          : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif)
d)     Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif.
5.      Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil :
a)       MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini
b)       Varisela    : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan
c)       HPV (Human Papiloma Virus)  : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas.
Cara Pemberian:
a)      Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi menjadi homogen.
b)      Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat.
c)       Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada trimester pertama.
d)     Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 8 derajat

4
 Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM masih dalam kondisi A atau B.
e)      Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi.
E.      EFEK SAMPING IMUNISASI
Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping.
1.      Hepatitis A    : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi alergi.
2.      Hepatitis B   : nyeri di tempat suntikan, demam.
3.      Influenza    : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat berlangsung hingga 2 hari, demam.
4.      Tetanus-difteri  : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan.
5.      MMR   : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi.
6.      Varisela  : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai 3minggu setelah imunisasi.
7.      Pneumokokus           : demam, nyeri di tempat suntikan.
8.      Vaksin Polio Oral      : tidak ada.
9.      Vaksin Polio Inaktif  : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan.
Yang harus diperhatikan:
a.       Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan
b.      Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi.
c.    Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin.

KUNJUNGAN ULANG

F. Pengertian Kunjungan Ulang
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar antenatal selama 1 periode kehamilan berlangsung (PWS-KIA).
G. Tujuan Kunjungan Ulang
Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada pendekteksi komplikasi mempersiapkan kelahiran, dan kegawatdaruratan. Ada beberapa tujuan kunjungan ulang  kehamilan yaitu
1)      Mendeteksikan komplikasi-komplikasi.
2)      Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
3)      Pemeriksaan fisik yang difokuskan pada pendeteksian komplikasi, mempersiapkan kelahiran, dan kegawatdaruratan.
5
Jadwal kunjungan ulang sebaiknya :
a.       Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu
b.      Antara 28-36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu
c.       Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu.

H. Mengevaluasi Penemuan yang Terjadi serta Aspek - Aspek yang Menonjol Pada Wanita Hamil
Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau kembali data pasien pada kunjungan pertama, untuk mendapatkan informasi tentang :
1.      Biodata
2.      Usia kehamilan
3.      Temuan data :
a)      Riwayat obstetric
b)      Riwayat perawatan medis
c)      Riwayat keluarga
d)     Riwayat kehamilan
e)      Pemeriksasan fisik awal
f)       Pemeriksaan panggul awal
4.      Masalah- masalah yang ditemukan pada kunjungan sebelumnya, penanganan dan evaluasi efektifitas pengobatan
5.      Masalah dan kebutuhan, perencanaan dan pelaksanaan intruksi
6.      Pengobatan spesifik, pengobatan dan diet yang diperlukan untuk wanita yang bertanggung jawab .
7.      Pemeriksaan laboratorium :
a.       Hasil normal atau tidak
b.      Perlu mengulang pemeriksaan lab atau tidak
c.       Perlu penelitian lebih lanjut atau tidak
Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah :
Agar bidan dapat menemukan masalah, persoalan dan aspek khusus yang berhubungan dengan ibu hamil tersebut.
1.      Evaluasi data dasar,
2.      Evaluasi efeKtivitas menejemen terdahulu.
Pada saat melakukan pemeriksaan kunjungan ulang baik itu kunjungan kedua, ketiga dan keempat hal-hal yang harus menjadi fokus anamnesa adakah ibu mendapatkan tanda dan gejala seperti : nyeri pembesaran payudara, rasa kelelahan yang sangat, mual dan muntah, kenaikan berat badan, perubahan uterus, perubahan kulit, sering BAK, sulit tidur, sakit pinggang, nyeri pada tungkai.
Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada penpdeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran.
6
Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek - aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE.
I. Mengevaluasi Data Dasar
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuam klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Bidan mengevaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan pertama, evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini:
Data Dasar
Pertimbangan untuk
Amenorea
Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir
Diagnosis kehamilan
Keluhan yang disampaikan pasien
Pemberian konseling
Hasil pemeriksaan fisik:
·         Kenaikan BB
·         Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
·         Cloasma gravidarum
·         Perubahan pada payudara
·         Linea nigra
·         Tanda Chadwick
·         Tanda hegar
Diagnosis kehamilan

J. Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan
Tafsiran dari hasil tindakan yang telah di ambil adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penelitian ketepatan tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai tujuan.
a)      Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar 
7
sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
b)      Standar 7 langkah Varney, yaitu :
1)      Langkah I : Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
a.       Anamnesa
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c.       Pemeriksaan fisik
d.      Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
2)      Langkah II : Merumuskan masalah/masalah kebidanan
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
3)      Langkah III : Mengantisipasi diagnosa/masalah kebidanan
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.
4)      Langkah IV : Menetapkan kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan 
8
      dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi 
      kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
5)      Langkah V : Merencanakan asuhan secara menyaluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6)      Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien
7)      Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.

9
K. Pengkajian Data Fokus
Isi kunjungan ulang yang harus dilakukan adalah :
1)      Riwayat kehamilan sekarang untuk deteksi komplikasi dan ketidaknyamananan, serta Gerakan janin
Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-kekhawatiran lain. Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarganya.
Riwayat kunjungan ulang mendasar dirancang untuk mendekteksi setiap gejala / hal subjektif tertentu yang mengindikasikan komplikasi atau rasa tidak nyaman yang dialami setiap wanita sejak kunjungan terakirnya. Bidan harus mengajukan pertanyaan berikut :
a.       Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya.
b.      Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir.
c.       Menanyakan bagiman gerakan janin dalam 24 jam terakhir
Bidan juga dapat mengajukan pertanyaan lainnya mengenai :
d.      Setiap masalah, keluhan, pertanyaan, atau masalah yang pasien miliki
·         Nyeri kepala
·         Gangguan penglihatan
·         Pusing
·         Demam
·         Mual muntah
·         Pergerakan janin
·         Nyeri abdomen
·         Disuria
·         Rabas vagina / cairan yang keluar
·         Perdarahan pervaginam
·         Konstipasi / hemoroid
·         Nyeri tungkai
·         Kram pada tungkai
·         Edema pada pergelangan kaki, pretibia, wajah, dan tangan
·         Pajanan penyakit menular
·         Penggunaan obat-obatan yang tidak di resepkan
·         Setiap perubahan hubungan
·         Setiap perawatan medis yang diterima sejak kunjungan terakhir
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
Deteksi ketidaknyamanan
1)      Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil.
2)      Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
10
Bidan menanyai kemungkinan ibu mengalami ketidaknyamanan, masalah, dan keinginan untuk mengetahui informasi tentang usia kehamilan pada saat kunjungan ulang, serta setiap rencana yang mungkin ibu miliki untuk kelas persiapan persalinan dan persiapan menjadi orang tua. Bidan juga perlu memasukkan setiap temuan yang signifikan dan identifikasi selama meninjau kembali catatan ibu tersebut.
2)      Pemeriksaan fisik, Berat badan, dan Tekanan darah
Pada setiap kunjungan ulang antepartum pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk mendeteksi tanda – tanda komplikasi dan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin :
a)      Tekanan darah (bandingkan dengan tekanan darah biasanya yang diperoleh pada waktu kunjungan awal).
b)      Berat (bandingkan dengan berat sebelum hamil, catatlah jumlah kilogram selama beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catatlah pola peningkatan berat badan).
c)      Pemeriksaan perut untuk :Letak, presentasi, posisi jika usia kehamilan 32 minggu atau lebih.
d)     Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ( bandingkan dengan pengukuran TFU pada kunjungan terdahulu, catatlah pola pertumbuhan uterus ).
e)      Denyut Jantung Janin ( catatlah laju dan lokasi ).Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah 18 minggu. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 kali per menit disebut bradikardi. Lebih dari 160 kali per menit disebut takikardi.
f)       Pemeriksaan ekstremitas atas untuk edema jari tangan (catatlah jika ada cincin yang ketat).
g)      Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk :Edema pergelangan kaki dan pretibial.
Refleks tendon.Tanda Homan dan Varicositis, bila diindikasikan.
h)      Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda (setelah 28 minggu usia kehamilan).Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal. Bukti menunjukan bahwa manuver leopold hanya efektif setelah 36 minggu usia kehamilan.
·           Leopold I : Untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus.
·           Leopold II : Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil.
·           Leopold III : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
·           Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
( Obstetri fisiologi, FK Unpad : 161-166 )
3)      Pemeriksaan laboratorium Protein urin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara efektif mendeteksi preeklampsi.
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah :
·         Protein urine
·         Glukosa urine
11
·         Hemoglobin (Hb)
·         Hematokrit (Hmt)
·         STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang
·         Kultur untuk gonokokus
·         Gula dalam darah
·         VDRL
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
4)      Pemeriksaan panggul
Lakukan pelvimetri klinis pada akhir trimester III jika panggul perlu dievaluasi kembali Lakukan pemeriksaan vagina jika ada indikasi/ ibu memiliki tanda-tanda kurang bulan.
L.  Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kehamilan
Pengumpulan database melalui riwayat, pemeriksaan fisik dan panggul dan tes-tes laboratorium merupakan langkah pertama dalam proses penatalaksanaan. Langkah-langkah lainnya dari penatalaksanaan tergantung pada database dan interpretasinya.
Interpretasi database mencakup :
1.      Menentukan normalitas.
2.      Membedakan antara ketidaknyamanan-ketidaknyamanan umum dari kehamilan dengan kemungkinan komplikasi.
3.      Mengidentifikasi tanda – tanda dan gejala – gejala kemungkinan penyimpangan dari yang normal atau komplikasi.
4.      Mengidentifikasi hal – hal yang mungkin menjadi kebutuhan belajar.
5.      Antisipasi kemungkinan masalah-masalah yang terkait merupakan hal penting dalam pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh. Evaluasi kebutuhan akan intervensi segera dari bidan atau dokter untuk konsultasi atau penetalaksanaan kerjasama dengan para anggota tim perawatan kesehatan menjadi mutlak hanya bila terdapat penyimpangan dengan atau tanpa situasi gawat darurat. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Helen Varney)
Perencanaan rencana perawatan menyeluruh mencakup komponen-komponen berikut :
1.       Tes – tes laboratorium atau penelitian untuk memastikan atau membedakan antara kemungkinan – kemungkinan komplikasi.
2.       Konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
3.       Re-evaluasi diet dan intervensi.
4.       Pengajaran dan konseling untuk memenuhi kebutuhan KIE.
5.       Pengobatab untuk ketidaknyamanan.
6.       Obat atau tindakan lain untuk pengobatan komplikasi – komplikasi kecil ( misalnya vaginitis, infeksi saluran urine ).
7.       Jadwal kunjungan ulang berikutnya.



12
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
A.  KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil diantaranya meliputi istirahat/tidur dimana pada ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat terutama saat hamil tua.
Kemudian imunisasi yaitu yang merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang, imunisasi pada ibu hamil yaitu Tetanus Toksoid.
       Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Bakteri ini secara umum terdapat ditanah, jadi ia bisa ditemukan pada debu, pupuk, kotoran hewan, dan sampah. Tetanus ini menyerang siapa saja, anak – anak juga orang dewasa. Bahkan bayi baru lahir sekalipun, yang bisa berakibat fatal. Penyakit yang menyerang bayi itu biasa disebut Tetanus neonatorum.
Kunjungan kesehatan pada masa kehamilan dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan.kunjungan ulang menyelesaikan maslah-maslah pada kunjungan awal. Dan dilakukan hal-hal sebagai berikut : pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan obstetric abdomen, pengkajian ulang, pendidikan kesehatan, dan persiapan kelahiran, serta kegawat daruratan.
                    
B. SARAN   
Setelah membaca dan memahami materi tentang Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada Ibu Hamil yanng ada pada makalah ini diharapakan Kita sebagai tim tenaga kesehatan mampu melakukan asuhan kepearawatan prosedur asuhan keperawatan yang sesuai dan menggunakan alat-alat yang steril untuk menghindari terjadinya infeksi tetanus pada bayi yang baru dilahirkan.
            Sedangkan bagi Ibu Hamil dan keluarga diharapkan memilki kesadaran untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) karena Imunisasi ini juga penting bagi mereka untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi tetanus pada bayi yang akan dilahirkan.
Diharapkan kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara rutin dan ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi sesuatu keluhan, walaupun belum sampai pada waktu untuk kunjungan ulang yang ditentukan.
12


DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya (hlm: 187)
BKKBN., 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita).
Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
http://bidanlia.blogspot.com/2010/06/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu.htmldiunduh tgl 31 Mei.2012, 20.40 PM
http://mdqyudh.blospot.com/2009/11/imunisasittpadaibuhamil/  diunduh tgl 31 mei 2012, 21.10 PM
Champ, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.Jakarta. EGC.
Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Varney, Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1 .Jakarta: EGC
Yulaikhah, Lily.2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan.Jakarta:EGC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resep Sayur Asem

Sayur asem. Bahan: - 1 buah labu siam, kupas, potong kotak - 1 buah terong ungu, potong, belah - 1 buah jagung manis, potong, belah - 5 helai kacang panjang, potong - 1 genggam daun melinjo - 1 genggam melinjo - 3 sdm kacang tanah - 3 buah cabai hijau besar, potong, belah - 2 lembar daun salam - 2 cm lengkuas - 1 sdm asam jawa, seduh dengan air panas - 1,5 sdm gula merah sisir - 1-2 sdm gula pasir - 1/2 sdt penyedap - 2 liter air Bumbu halus: - 6 butir bawang merah - 3 siung bawang putih - 3 buah cabai merah besar - 3 butir kemiri - 1 sdt terasi bakar - 1 sdm kacang tanah Cara memasak: - Masak air sampai mendidih, masukkan melinjo, kacang tanah, bumbu halus, salam, dan lengkuas. - Tunggu sampai setengah matang, bertahap masukkan labu siam dan jagung. - Kemudian kacang panjang, terong, dan daun melinjo. - Masak sampai matang, masukkan air asam, dan koreksi rasa. - Angkat dan sajikan.

Resep Cemilan Tahu Bakso

Tahu bakso Kukus Bahan-bahan: - 500 gr fillet ayam tanpa tulang - 200 gr tepung kanji/ayak Bumbu: - 3 sdm bawang putih goreng - 3 sdm bawang merah goreng - 1,5 sdt garam - 1/2 sdt gula - 1 sdt merica bubuk - 1 sdt kaldu instant - 2 btr putih telur - 200 ml air es - Tahu goreng cokelat Cara membuat: - Masukkan daging ayam, putih telur semua bumbu dalam chopper - Tambahkan air es - Haluskan daging - Pindahkan adonan bakso ke mangkok - Tambahkan tepung tapioka - Aduk rata - Siapkan tahu isi dengan adonan, lakukan hingga habis - Siapkan kukusan, tata tahu dalam kukusan - Kukus bakso tahu hingga matang, kira-kira 25 menit

Resep Minuman Sehat Untuk Mata

Jus Wortel dan Tomat Jus wortel yang dipadukan dengan tomat juga baik untuk kesehatan loh. Minuman ini berkhasiat untuk menyehatkan mata kita. Kaya akan vitamin A, gabungan kedua buah ini di dalam jus bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Bahan : 2 buah wortel kecil 4 buah tomat ukuran sedang Es batu Gula secukupnya Cara Membuat : Kupas wortel lalu cuci bersih bersama tomat. Potong buah menjadi kecil-kecil lalu masukkan dalam blender. Tambahkan gula dan es batu lalu haluskan hingga tercampur rata. Sajikan selagi dingin supaya nikmat.